Halaman Aktif

Selamat Datang

Belajar Pertanian Terpadu merupakan blog baru untuk mendukung pembelajaran blended learning mata kuliah Pertanian Terpadu bagi mahasiswa Faperta Undana. Blog sedang dalam pembuatan sehingga belum dapat menyediakan layanan secara penuh. Silahkan berkunjung kembali untuk memperoleh informasi mengenai fitur layanan dukungan pembelajaran yang diberikan melalui blog ini. Mohon berkenan menyampaikan komentar dengan mengklik tautan Post a Comment di bawah setiap tulisan.

Sabtu, 17 September 2022

1.2. Usahatani Terpadu dalam Konteks Pertanian sebagai Sistem

Ke manapun kita bepergian di Indonesia, kecuali di kota-kota besar, kita akan bertemu dengan pertanian. Di NTT, bahkan di perkotaan sekalipun, kita masih bertemu dengan pertanian. Karena itu, kita merasa sudah sangat mengenal apa itu pertanian. Apalagi sebagai mahasiswa pertanian, tentu merasa sudah sangat kenal dengan apa itu pertanian. Tapi apakah sebaga mahasiswa pertanian Anda telah benar-benar telah mengenal pertanian? Silahkan jawab sendiri, setelah membaca dan menuntaskan materi 1.1. Pertanyaan sederhana, tetapi ternyata tidak mudah menjawabnya. Pada materi 1.1 kita sudah mendiskusikan mengenai apa itu pertanian dan apa itu pertanian terpadu yang sebenarnya adalah kegiatan usahatani terpadu. Pada materi 1.2 ini kita akan lanjutkan mendiskusikan mengenai usahatani terpadu dalam konteks sistem.


1.2.1. MATERI KULIAH

1.2.1.1. Membaca Materi Kuliah
Pertanian dan Usahatani sebagai Sistem
Pada materi 1.1 telah kita diskusikan pengertian pertanian sebagai sesuatu yang lebih luas daripada kegiatan usahatani. Dalam pengertian pertanian tersebut, kegiaatan usahatani merupakan bagian dari pertanian. Pertanian mencakup kegiatan di dalam usahatani (on-farm) maupun kegiatan di luar usahatani (off-farm) sebagai berikut:
  1. Kegiatan di dalam usahatani, mencakup kegiatan memilih untuk membudidayakan hanya satu jenis atau kombinasi jenis-jenis tanaman, ternak, ikan air tawar, dan tumbuhan hutan serta kegiatan mengolah tanah, menanam, membangun kandang, membuat kolam ikan, memupuk tanaman, memberi makan ternak atau ikan air tawar, memangkas cabang tumbuhan hutan tanaman, melindungi tanaman dan tumbuhan hutan tanaman dari hama, patogen, dan gulma, melindungi ternak dan ikan dari hama dan penyakit, memanen hasil, mengepak hasil, dan sebagainya.
  2. Kegiatan di luar usahatani, mencakup kegiatan membeli sarana produksi seperti pupuk, pakan, alat dan mesin, mengolah hasil, menjual hasil, mengikuti rapat kelompok tani, mengikuti rapat dengan pihak pemerintah, dan sebagainya.
Kegiatan-kegiatan di dalam maupun di luar usahatani sebagaimana tersebut di atas merupakan bagian-bagian yang dilaksanakan sebagai satu kesatuan oleh petani. Bagian-bagian yang dilaksanakan sebagai suatu kesatuan dikenal sebagai sistem (system). Suatu sistem mencakup:
  1. Komponen sistem (system components), berkaitan dengan satuan-satuan yang merupakan bagian dari sistem;
  2. Struktur sistem (system structure), berkaitan dengan bagaimana satu komponen terkait dengan komponen lainnya dalam sistem yang akan menentukan kompleksitas sistem;
  3. Hierarki sistem (system hierarchy), berkaitan dengan struktur keterkaitan antar satuan-satuan dalam sistem sehingga satuan-satuan tertentu berkaitan lebih erat dengan satuan-satuan lainnya dan menjadika satuan-satuan yang saling berkaitan erat tersebut dapat dipandang subsistem dari sistem itu sendiri dan sistem itu sebagai subsistem dari sistem yang lebih besar;
  4. Batas-batas sistem (system boundary), berkaitan dengan sejauh kaitan antar satuan-satuan dapat diabaikan tanpa mengubah sistem itu sendiri;  
  5. Masukan dan keluaran sistem (system input and output), berkaitan dengan sesuatu yang diperlukan agar sistem dapat berfungsi untuk menghasilkan sesuatu.
Dalam kehidupan nyata terdapat berbagai sistem yang dapat dikategorikan menjadi:
  1. Ekosistem alami (natural system), contoh: ekosistem hutan, ekosistem sungai, ekosistem danau, ekosistem laut, dsb.
  2. Ekosistem sosial (social system), contoh sistem kekerabatan, sistem peribatan, sistem perekonomian, sistem kenegaraan, dsb.
  3. Ekosistem buatan (built system atau man-made system), contoh sistem perumahan, sistem perkotaan, sistem bendung/bendungan, sistem pertanian, dsb.
Sistem pertanian merupakan sistem buatan yang dilakukan oleh manusia dengan mengubah ekosistem alam menjadi ekosistem pertanian. Oleh karena itu, ekosistem pertanian lazim dikenal sebagai agroekosistem (agroecosystem). Agroekosistem didefinisikan oleh McConnell & Dillon (1997) sebagai gabungan komponen yang dipersatukan oleh hubungan timbal balik (interaction) dan kesalingbergantungan (interdependence) yang beroperasi dalam suatu batas tertentu untuk mencapai tujuan yang ditentukan oleh penerima manfaatnya (beneficiearies). Menurut McConnell & Dillon (1997), usahatani terdiri atas komponen sebagai berikut:
  1. Batas, komponen yang membatasi seberapa luas kegiatan usahatani dilakukan;
  2. Rumah tangga, komponen yang berperan sebagai manajer dan penerima manfaat usahatani;
  3. Rencana usaha, komponen yang menentukan kegiatan apa yang akan dilaksanakan;
  4. Cadangan sumberdaya, komponen sumberdaya yang diperlukan untuk melaksanakan proses produksi; 
  5. Kegiatan memproduksi produk akhir, komponen jenis produk akhir yang diharapkan akan diproduksi;
  6. Kegiatan menyediakan sumberdaya, komponen kegiatan yang memungkinkan sumberdaya tersedia untuk melaksanakan kegiatan produksi;
  7. Proses agro-teknis, komponen teknis yang memungkinkan proses produksi dapat berlangsung;
  8. Matriks layanan usahatani secara keseluruhan, komponen yang menyediakan dukungan terhadap pelaksanaan proses produksi;
  9. Koefisien struktural sistem, komponen yang menentukan hubungan antar satu komponen dengan komponen lainnya;
  10. Dimensi waktu, kompnen yang menentukan kapan suatu kegiatan dapat dimulai dan produknya dapat diperoleh.
Komponen-komponen tersebut di atas merupakan komponen atau faktor yang menentukan berfungsinya usahatani yang terdiri atas subsistem dalam 12 taraf hierarki sebagai berikut:
  1. Sistem proses satu dimensi (uni-dimensional process systems), misalnya aplikasi satu jenis pupuk, yaitu pupuk nitrogen, dan tanggapan tanaman dalam bentuk peningkatan produksi;
  2. Sistem proses banyak dimensi (multi-dimensional process systems), misalnya aplikasi beberapa jenis pupuk, yaitu pupuk nitrogen, fosfor, dan kalium dan tanggapan tanaman dalam bentuk peningkatan produksi; 
  3. Sistem penggerak kegiatan (enabling-activity systems), misalnya tanaman kacang-kacangan yang ditanam sebagai tanaman tumpangsari dalam budidaya tanaman jagung secara tradisional bukan hanya untuk dipanen hasilnya melainkan juga sebagai penambat nitrogen bagi tanaman jagung;
  4. Sistem tumbuhan (plant systems), misalnya tanaman jagung yang dibudidayakan secara monokultur;
  5. Sistem kombinasi tumbuhan (all plant systems), misalnya tanaman jagung, kacang nasi, dan labu yang dibudidayakan secara tumpangsari secara tradisional;
  6. Sistem hewan (animal systems), misalnya diternakkan hanya jenis ayam kampung;
  7. Sistem kombinasi hewan (all animal systems), misalnya diternakan ayam kampung, babi, dan sapi;
  8. Sistem cadangan sumberdaya (resource pool systems), mencakup sumberdaya material (misalnya benih), finansial (misalnya modal), kelembagaan (misalnya kelompok tani, dan tenaga kerja (misalnya buruh);
  9. Sistem matriks layanan usahatani (farm service matrix systems), misalnya lahan, pagar, saluran irigasi, gudang, dan hewan kerja;
  10. Sistem usahatani menyeluruh (whole-farm systems), merupakan gabungan komponen dalam taraf pengaturan 1 sampai taraf pengaturan 9. 
  11. Sistem rumah tangga (household systems), rumah tangga petani yang menentukan tujuan dan melakukan manajemen usahatani serta menerima dan mengalokasikan hasil usahatani;
  12. Sistem usahatani-rumah tangga (farm-household systems), meencakup taraf pengaturan 10 dan taraf pengaturan 11 sebagai subsistem dalam kaitan dengan pengaruh faktor dari luar sistem sehingga menjadikan usahatani dinamis.
McConnell & Dillon (1997) mengklasifikasikan usatani di Asia ke dalam enam tipe dasar sebagai berikut:
  1. Usahatani rumah tangga skala kecil berorientasi subsisten, misalnya ladang tebas bakar di pedalaman;
  2. Usahatani rumah tangga skala kecil semi-subsisten atau semi-komersial, misalnya ladang tebas bakar di dekat perkotaan, usahatani campuran di pekarangan;
  3. Usahatani rumah tangga skala kecil jenis komoditas tertentu secara mandiri, misalnya usahatani sawah, usahatani perkebunan rakyat, usahatani satu jenis tanaman sayur;
  4. Usahatani rumah tangga skala kecil jenis komoditas tertentu yang diusahakan bersama dalam ikatan kekerabatan, misalnya mamar di Pulau Timor, agroforestri bambu di Kabupaten Ngada dan Kabupaten Nagekeo;
  5. Usahatani rumah tangga skala besar, misalnya perkebunan rakyat dengan luas lebih dari 2 ha; 
  6. Usahatani yang dikelola sebagai perusahaan, misalnya usahatani tanaman kelapa sawit yang pengelolaanya dilakukan badan usaha dengan rumah tangga sebagai pemilik.
Pemahaman pertanian dan usahatani sebagai sistem sebagaimana diuraikan di atas akan menjadi dasar dalam memahami usahatani terpadu sebagaimana akan diuraikan pada materi kuliah selanjutnya.

Usahatani Terpadu dalam Sejarah Perkembangan Pertanian
Berdasarkan pada perkembangannya, pertanian dibedakan ke dalam tiga tahap revolusi pertanian (agricultural revolution), yaitu revolusi pertanian pertama (10.00 SM - abad ke-17), revolusi pertanian kedua (abad ke-17 - 1960-an, menjelang revolusi industri kedua), dan revolusi pertanian ketiga (1960-an - sekarang). Seiring dengan perkembangan revolusi industri keempat, kini juga digadang-gadang akan terjadi revolusi pertanian keempat. 

Gambar 1.1.1
Linimasa (timeline) revolusi pertanian (klik untuk memperbesar),
Sumber: Study.com (2022)

Sesuai dengan perkembangan revolusi pertanian tersebut, sistem pertanian dibedakan menjadi: 
  1. Pertanian kuno (ancient agriculture), merupakan sistem pertanian yang dilakukan oleh manusia sejak mulai bertani dan masih dipraktikkan di berbagai belahan dunia sampai pada saat ini, dilakukan terutama secara manual untuk memenuhi kebutuhan pangan (subsisten), misalnya: penggembalaan ternak berpindah (nomadic herding), budidaya berpindah (shifting cultivation), dan pertanian jeda belukar (bush-fallow).
  2. Pertanian tradisional (traditional agriculture), merupakan sistem pertanian yang dilakukan oleh manusia sejak revokusi pertanian kedua dan masih dipraktikkan di berbagai belahan dunia sampai pada saat ini, dilakukan terutama dengan menggunakan peralatan bermesin sederhana dengan masukan sarana produksi yang minimal, untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun untuk dijual, misalnya sistem pertanian pekarangan, sistem pertanian sawah sebelum diterapkannya program BIMAS, agroforestri tradisional (termasuk sistem mamar di Timor), dan sebagainya.
  3. Pertanian modern (modern agriculture), merupakan sistem pertanian yang dipraktikkan terutama untuk tujuan komersial, terutama sejak revolusi pertanian ketiga (green revolution), dikenal juga sebagai pertanian intensif (intensive agriculture) karena menggunakan sarana produksi yang dimasukkan dari luar atau pertanian ekstraktif (extractive agriculture) karena menggunakan sarana pertanian yang berasal dari sumberdaya alam tidak terbarukan (non-renewable resources), misalnya pertanian sawah sejak dilaksanakannya program BIMAS, sistem perkebunan komersial seperti misalnya perkebunan sawit, sistem pertanian hidroponik, dan sebagainya.
  4. Pertanian alternatif (alternative agriculture), merupakan sistem pertanian yang dipraktikan sebagai alternatif terhadap pertanian modern sejak perkembangan revolusi pertanian ketiga, untuk tujuan bukan hanya subsisten dan komersial, melainkan juga untuk menjaga keberlanjutan ekosistem, mencakup beraneka sistem pertanian, misalnya pertanian konservasi, pertanian organik, permakultur, agroekologi, dan sebagainya.
  5. Pertanian cerdas (smart agriculture), merupakan sistem pertanian yang diharapkan menjadi tonggak revolusi pertanian keempat, tetapi saat ini belum diterapkan secara meluas melainkan pada umumnya baru di negara-negara maju, dilakukan dengan melibatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengoperasikan mesin pintar.
Usahatani Terpadu dalam Kaitan dengan Paradigma Perkembangan Pertanian
Paradigma (paradigm) merupakan cara pandang yang menjadi dasar bagi seseorang dalam memahami suatu realitas. Paradigma menjadi dasar bagi seseorang dalam berpikir, berprinsip, dan bertindak. Berdasarkan paradigma tersebut, pertanian berkembang sebagai berikut:
  1. Pertanian ekstraktif (extractive agriculture), pertanian dipandang sebagai sistem terbuka yang dikelola secara tertutup, bertujuan untuk mengambil nilai sebesar-besarnya (extract value), melalui pengawasan sistem secara ketat, mengabaikan masyarakat, contoh: pertanian intensif sejak revolusi pertanian kedua (sejak 1700-an) dan terutama setelah revolusi pertanian ketiga (1960-an) dalam perkembangan pertanian (agricultural revolution) setelah revolusi pertanian pertama (revolusi neolitik).
  2. Pertanian konservatif (conservative agriculture), pertanian dipandang sistem terbuka yang dikelola secara terbuka, bertujuan menjaga keberlanjutan nilai (sustain value), melalui pengaturan sistem, dilakukan dengan bekonsultasi dengan masyarakat, contoh: pertanian konservasi (conservation agriculture), pertanian organik (organic agriculture), pertanian cerdas-iklim (climate-smart agriculture).
  3. Pertanian positif-neto (net-positive agriculture), pertanian dipandang sebagai subsistem dari agroekosistem), bertujuan untuk memulihkan nilai (restore value), melalui pembangunan sistem, dilakukan dengan bekerja sama dengan masyarakat, contoh: permakultur (permaculture), pertanian restorasi (restoration agriculture), agroekologi (agroecology), dan pertanian karbon (carbon farming).
  4. Pertanian regeneratif (regenerative agriculture), pertanian dipandang sebagai subsistem dari sistem sosial-ekologis, bertujuan untuk memungkinkan terjadinya evolusi nilai (evolve value), melalui evolusi sistem, dilakukan dan dipimpin oleh masyarakat, contoh: pertanian yang dipraktikkan oleh masyarakat tradisional sebagai cara menjalani hidup (way of life).
Dalam kaitan dengan usahatani terpadu, keterpaduan dalam daur ulang sumberdaya dalam paradigma perkembangan pertanian di atas meningkat dari pertanian ekstraktif ke arah pertanian regeneratif. Uraian lebih lanjut mengenai paradigma pertanian dapat diperoleh dari AgFunder Network, Four Paradigms of Farming, dan dari Soloviev (2021). Berikut adalah ciri-ciri keempat paradigma pertanian sebagaimana disajikan dalam Four Paradigms of Farming.

Gambar 1.1.2.
Karakteristik keterpaduan sistem dalam pemilahan pertanian berdasarkan paradigma
(klik untuk memperbesar)

Berkaitan dengan perkembangan paradigma pertanian tersebut di atas, FAO (2001) membedakan empat model pertanian berdasarkan tingkat daur ulang dari rendah menjadi semakin tinggi sebagai berikut:
  1. Pertanian ekstensif (expansion agriculture, EXPAGR)
  2. Pertanian masukan luar tinggi (high external input agriculture, HEIA)
  3. Pertanian masukan eksternal rendah (low external input agriculture, LEIA)
  4. Pertanian konservasi baru (new conservation agriculture, NCA)
Karakterisasi keekmpat model pertanian tersebut di atas disajikan pada Tabel 1.2.1. 
Silahkan klik untuk memperbesar.
Seiring dengan paradigma perkembangan pertanian sebagaimana yang sudah diuraikan, berbagai pihak mengembangkan sistem usahatani terpadu menjadi bukan hanya terpadu di dalam sistem usahatani, melainkan juga dengan sistem di luar sistem usahatani. Salah satu pihak yang mengembangkan sistem usahatani seperti itu adalah European Initiative for Sustainable Agriculture yang mendefinisikan usahatani terpadu sebagai usahatani yang memadukan usahatani yang mengintegrasikan komponen sebagai berikut:
  • Organisasi dan perencanaan
  • Modal manusia dan modal sosial
  • Efisiensi energi
  • Penggunaan dan perlindungan sumberdaya air
  • Perubahan iklim dan kualitas udara
  • Pengelolaan lahan
  • Nutrisi tanaman
  • Kesehatan dan perlindungan tanaman
  • Lanskap dan konservasi alam
  • Pemeliharaan, kesehatan, dan kesejahteraan ternak
  • Pengelolaan limbah dan pengendalian pencemaran.

Pendefinisian sistem usahatani dengan mengintegrasikan ke-11 komponen sebagaimana tersebut di atas sudah memadukan sistem usahatani bukan hanya dengan ekosistem alami melainkan juga dengan sistem sosial. Pemaduan ekosistem buatan, dalam hal ini sistem usahatani, dengan ekosistem dan dengan sistem sosial menghasilkan suprasistem yang lazim disebut sistem sosial-ekologis (social-ecological system, socio-ecological system, disingkat SES), sebagai sebuah konsep ekologi yang didefinisikan sebagai sistem yang kompleks dan terpadu yang menempatkan manusia sebagai bagian dari alam sehingga harus menyesuaikan diri dengan alam agar perubahan yang dilakukannya, sebagaimana halnya mengubah ekosistem alam menjadi suatu usahatani, dapat berkelanjutan. Uni Eropa memprakarsai UNISECO (UNderstanding & Improving the Sustainability of agro-ECOlogical farming systems) menggunakan SES sebagai kerangka kerja mengembangkan sistem usahatani berkelanjutan sebagai bagian dari pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), yang dalam konteks Uni Eropa didefinisikan sebagai meningkatkan hasil dengan menggunakan lebih sedikit sumberdaya sambil secara simultan mengurangi limbah sehingga hasil dapat diperoleh secara lebih efisien dan lebih bersahabat terhadap lingkungan.

1.2.1.2. Pustaka
Untuk mendalami materi kuliah, silahkan mengunduh dan membaca buku dari halaman Pustaka. Khusus untuk mendalami materi kuliah 1.2 ini, silahkan baca pustaka sebagai berikut:
Untuk memperoleh pustaka selengkapnya, silahkan klik halaman Pustaka Kuliah dan pilih pustaka dari halaman tersebut untuk diunduh.

1.2.2. PENDALAMAN MATERI KULIAH

1.2.2.1. Mengerjakan Projek Kuliah MBKM
Untuk mempersiapkan mengerjakan projek menyusun proposal penelitian yang harus dikerjakan oleh setiap mahasiswa, silahkan melakukan sebagai berikut:
  1. Lakukan pengamatan dan wawancara dengan petani untuk menentukan komponen matriks layanan usahatani secara keseluruhan
  2. Lakukan pengamatan dan wawancara dengan petani untuk menentukan sistem cadangan sumberdaya (resource pool systems) yang menjadi subsistem usahatani
  3. Lakukan pengamatan dan wawancara dengan petani untuk menentukan tipe dasar usahatani yang dikelola oleh petani.
  4. Lakukan pengamatan dan wawancara dengan petani untuk menentukan usahatani termasuk dalam paradigma perkembangan pertanian yang mana?
  5. Uraikan secara singkat, sampai sejauh ini dan berdasarkan uraian pada materi kuliah ini, pengetahuan baru apa yang Anda peroleh mengenai pertanian dan/atau usahatani terpadu di lokasi MBKM
Selahkan menggunakan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan 1-3 untuk mengerjakan Laporan Projek Kuliah.

1.2.2.2. Mendiskusikan dengan Cara Membagikan Materi Kuliah
Setelah membaca materi kuliah, silahkan bagikan materi kuliah melalui media sosial yang dimiliki disertai dengan mencantumkan status tertentu, misalnya "Saya sekarang sudah tahu bahwa ternyata pengetahuan terdiri atas beberapa macam ... dst." Untuk membagikan lauar klik tombol Beranda dan kemudian klik tombol pembagian memalui media sosial dengan mengklik tombol media sosial yang tertera di sebelah kanan judul materi kuliah. Jika media sosial yang dimiliki tidak tersedia dalam ikon yang ditampilkan, klik ikon paling kanan untuk membuka ikon media sosial lainnya. Materi kuliah dibagikan paling lambat pada Kamus, 15 September 2022 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

1.2.2.3. Mendiskusikan dengan Cara Menyampaikan dan/atau Menanggapi Komentar
Setelah membaca materi kuliah, silahkan buat minimal satu pertanyaan dan atau komentar mengenai materi kuliah. Buat pertanyaan secara langsung tanpa perlu didahului dengan selamat pagi, selamat siang, dsb., sebab belum tentu akan dibaca pada jam sesuai dengan ucapan selamat yang diberikan. Ketik pertanyaan atau komentar secara singkat tetapi jelas, misalnya "Mohon menjelaskan apakah memperoleh pengetahuan dengan menggunakan pendekatan ilmiah mempunyai kelebihan dan kelemahan". Pertanyaan dan/atau komentar diharapkan ditanggapi oleh mahasiswa lainnya dan setiap mahasiswa wajib menanggapi minimal satu pertanyaan dan/atau komentar yang disampaikan oleh mahasiswa lainnya. Pertanyaan dan/atau komentar maupun tanggapannya disampaikan paling lambat pada Kamus, 15 September 2022 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

1.2.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH
Sebagai pertanggunjawaban adominsitasi bahwa kuliah sudah dilaksanakan, silahkan menandatangani daftar hadir dan memasukkan laporan mengerjakan projek kuliah sebagai berikut:
  1. Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Sabtu, 10 September 2022 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, silahkan periksa untuk memastikan daftar hadir sudah ditandatangani;
  2. Menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Kamus, 15 September 2022 pukul 24.00 WITA dan setelah memasukkan, silahkan periksa untuk memastikan laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan tidak menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah akan ditetapkan sebagai tidak mengikuti perkuliahan.

***********
Hak cipta blog pada: I Wayan Mudita
Diterbitkan pertama kali pada 28 Agustus 2022, belum pernah diperbarui.

Creative Commons License
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.

18 komentar:

  1. Sesuai dengan perkembangan revolusi pertanian, sistem pertanian apa yang sedang digunakan di daerah timor atau NTT ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sistem pertanian yang sedang digunakan didaerah Timor atau NTT adalah pertanian tradisional karna masih menggunakan peralatan sederha atau mesin sederhana

      Hapus
  2. Dari materi dijelaskan tentang Pertanian jejaring-positif (net-positive agriculture), dimana pertanian dipandang sebagai subsistem dari agroekosistem), bertujuan untuk memulihkan nilai (restore value), melalui pembangunan sistem, dilakukan dengan bekerja sama dengan masyarakat, pertanyaan saya, bagaimana mekanisme kerja dari Pertanian Jejaring -Positif?

    BalasHapus
  3. Apa yang dimaksud dengan pertanian ekstensif?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya pertanian ekstensif adalah sistem pembudidayaan tanaman (atau hewan) dengan menggunakan masukan modal dan tenaga kerja yang rendah, relatif terhadap luas lahan usaha yang dipakai.

      Hapus
    2. Pertanian ekstensif, juga dikenal sebagai pertanian skala kecil atau tradisional, adalah sistem produksi pertanian yang diselenggarakan di lahan pertanian yang tidak lagi menggunakan pupuk dan pestisida mineral

      Hapus
    3. Pertanian ekstensif, juga dikenal sebagai pertanian skala kecil atau tradisional yang merupakan sistem produksi pertanian yang diselenggarakan di lahan pertanian yang tidak lagi menggunakan pupuk dan pestisida mineral.

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  4. Mengapa pertanian dipandang sebagai subsistem dari sistem sosial-ekologis?

    BalasHapus
  5. Pertanian konservasi adalah salah satu alternatif model pada praktek pertanian di lahan kering yang dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas tanaman, efisiensi USAhatani, dan kualitas lingkungan melalui perbaikan kualitas tanah.
    Pertanian organik merupakan teknik budidaya pertanian yang berorientasi pada pemanfaatan bahan-bahan alami (lokal) tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintesis seperti pupuk, pestisida (kecuali bahan yang diperkenankan).
    Permakultur adalah cabang ilmu desain ekologis, teknik ekologis, dan desain lingkungan yang mengembangkan arsitektur berkelanjutan dan sistem pertanian swadaya berdasarkan ekosistem alam.
    Agroekologi adalah bagian dari pertanian berkelanjutan yang menggambarkan hubungan alam, ilmu sosial, ekologi, masyarakkat, ekonomi, dan lingkungan yang sehat.

    BalasHapus
  6. Balasan
    1. ✓Pertanian Organik
      Tanaman hidroponik berbeda dengan organik. Sistim hidroponik berarti sistim pertanian yang dilakukan tanpa media tanah untuk menghidupi tanaman berupa sayuran ataupun buah-buahannya menggunakan berbagai nutrisi dari bahan kimia.

      Sedangkan sistim organik berarti sayuran atau buah-buahan yang ditanam dimedia tanah dan dibesarkan tanpa bahan kimia dan pestisida. Meski begitu, saat ini juga sedang terus dikembangkan sistim hidroponik yang tanpa menggunakan bahan-bahan kimia.

      Hapus
    2. Bisnis Pembibitan Tanaman. Bisnis pembibitan tanaman dapat menjadi pilihan dalam menjalankan bisnis pertanian yang menguntungkan.
      Alasannya bibit tanaman ini hanya memerlukan tanah dalam polybag saja. Sehingga halaman rumah pun bisa dimanfaatkan untuk menjalankannya.
      Beberapa bibit tanaman juga memilki harga jual yang tinggi serta di barengi dengan kebutuhan yang banyak. Seperti misalnya bibit pohon jati, jati emas, cendana, cengkeh dan bibit-bibit tanaman yang keberadaannya sulit atau langka ditemukan.

      Hapus
  7. Sebutkan contoh dari Pertanian ekstraktif?

    BalasHapus
  8. Balasan
    1. Pertanian Konservatif bertujuan untuk menjaga keberlanjutan dari pertanian itu sendiri

      Hapus
    2. Pertanian konservatif (conservative agriculture), pertanian dipandang sistem terbuka yang dikelola secara terbuka, bertujuan menjaga keberlanjutan nilai (sustain value), melalui pengaturan sistem, dilakukan dengan bekonsultasi dengan masyarakat, contoh: pertanian konservasi (conservation agriculture), pertanian organik (organic agriculture), pertanian cerdas-iklim (climate-smart agriculture).

      Hapus
  9. Berkaitan dengan perkembangan paradigma pertanian, FAO (2001) membedakan empat model pertanian berdasarkan tingkat daur ulang dari rendah menjadi semakin tinggi. Jelaskan hubungan keempat model pertanian tersebut.

    BalasHapus